Cek cek keyboard 1.2 1.2.3
ehemm 'hem. Postingan kali ini shela ingin membahas tentang rasa syukur kita kepada Allah SWT. Yang telah memberikan kita dan kedua orang tua kita umur panjang, dan diberi orang tua yang sayang dan rela berkorban demi membesarkan kita ! ( love you ayah & mama ).
Tetapi tetap dibalik rasa bahagia kita karena bisa dibesarkan dgn penuh kasih sayang oleh ibu dan ayah kita, ternyata masih banyak saja rentetan berita yang miris
sekali yang membuat hati kita terenyuhkan! Bertemakan anak- anak tak berdosa, yang judulnya ditulis gede - gede gk lupa dengan huruf nya di bold (kalo perlu pake ukuran font yang paling gede, biar
jelas ngebacanya!!!) yaitu:
“ANAK- ANAK YANG SENGAJA DITELANTARKAN ORANG TUA”
Sebagian besar beritanya,
dikabarkan bahwa anak- anak atau bayi terlantar itu di jual, dan yang lebih parah nya dibuang dipembuangan sampah dan dimutilasi dengan seenak
jidatnya oleh sang ayah- bunda ‘tercinta’— yang ngakunya sih, dengan alasan
lemah ekonomi, nggak punya uang lah, nggak bisa ngebiayain, nggak bisa
menghidupi dan bla.. bla.. bla.. alasan klise yang lain. Bisa jadi mereka lupa,
atau ‘melupakan’ bahwa tiap makhluk hidup di bumi, sekalipun sekecil kuman atau
amoeba yang nggak kelihatan dengan mata telanjang, semua udah diatur jatah
rezeki dan nafkahnya. Ada juga yang memang sengaja ditinggal di suatu tempat
(misal: terminal), dengan harapan si anak akan ditemukan orang, atau paling
nggak menghidupi dirinya sendiri dengan jalannya sendiri (halah!). Bukan cuma
itu, cara ‘penelantaran’ yang terparah menurut saya adalah: saat ada orang yang
‘sengaja membuang bayi/ anaknya’!
Naudzubillahi min dzalik!!
Kalo ditanya alasannya, apapun
bisa jadi jawabannya. Mau alasan seperti yang tadi disebut di atas, atau
alasan- alasan lainnya, bahkan sampai alasan ngawur pun, jadi! Namanya juga
manusia, pasti adaaaaa aja yang dijadiin alesan. Entah salah atau bener yang
penting ada alesan dulu deh! Dasarrr manusiaaaa..
Sekilas membaca pernyataan di
atas, How do you feel right now, guys?
Kesal kah? Geram kah? Marah? Atau
pengen ninju para manusia tak berperike-anak-an itu dengan tenaga super?
Silahkan. (lho?!)
Hahaha. eitt Nggak deh. Jadi jangan
bersemangat berkoar “IYAA” dulu.. Karena sekesal apapun, kita harus
pinter- pinter nahan amarah, soalnya salah- salah bisa ikut masuk bui nih.
Dan lagi.. bukan itu kok, yang
sebenarnya mau dibahas..
Memang sih, perasaan marah kalau
dengar atau melihat berita negatif itu manusiawi (betul!). Wah, apalagi kalau
menyangkut anak- anak. Kayaknya kesalnya udah naik sampai ubun- ubun dah!
bawaannya emosiii!!!
Hemm, kenapa ya?
“Yaa.. Mungkin karena kita juga
berada di posisi sebagai anak. Wajar kalo nggak terima rekan sesama anak- nya
diperlakukan seperti itu.”
“Soalnya perbuatan itu sangat
tidak manusiawi! Tidak berperasaan!”
Mau teriak kayak gitu? Boleh kok
boleeeeh.. waktu dan tempat dipersilahkan.. asal jangan sampai dilempar panci
sama tetangga aja lantaran ‘heri’ alias heboh sendiri gara- gara kasus di atas.
Eh, tapi daripada teriak- teriak,
salah- salah malah di lempar panci, mendingan kita kutip salah satu kata
pepatah,
“orang bijak selalu bisa melihat
rumput di antara bebatuan”.
jadi, cobalah untuk jadi orang
bijak dengan mencari hal positif dalam keadaan negative sekalipun.
Terus apa dong hikmahnya?
Okee..
Begini sobatku. Sekedar
mengingatkan, bahwa sampai saat ini, Alhamdulillah dan insyaAllah kita semua sedang
dalam keadaan sehat. Iya kan?
Sok tau, ah! Apa buktinya?
Lah lah lah.. kalo nggak sehat
masa bisa online gini sih, sekarang? Mana bisa nongkrongin layar computer/ laptop
kalo dalam keadaan sakit, atau parahnya terlantar di jalan?
Iyo tho? Iyo tho? Iyo tho?
Ehem. Terus.. mengingatkan lagi
nih.. kenapa selama bertahun- tahun ini kita bisa hidup normal seperti
sekarang?
Yap, benar sekali! Karena ada
orang tua kita tersayang! Merekalah para mama-papa, ayah-bunda, mami-papi,
—atau apalah panggilannya— yang sudah dengan begitu baiknya merelakan separuh
usia mereka untuk mengasuh dan merawat kita. Dari mulai kita masih kecil, imut-
imut dan tak berdosa, kemudian beranjak anak- anak, mulai bandel- dan ngeyel
dikit. Sampai saat ini, saat udah nggak terhitung lagi berapa dosa yang udah
kita perbuat terhadap Beliau. Berapa banyak kesalahan yang kita lakukan sama
mereka, seberapa seringnya kah kita membuat luka- luka kecil di hati mereka??!
Coba ingat- ingat lagi! Berapa banyak, sobat? Adakah yang bisa menjawab?
Aaaaaaa…..
Ternyata kalo diingat- ingat
lagi, sebagian umur kita isinya dosa semua ya? Astaghfirullah!! Hayo ngakuu..
hahaha. Maka dari itu.. saya sebagai seorang anak,(ehem) mengajak kita semua
untuk sama- sama bersyukur dengan hidup yang udah kita dapat selama belasan
tahun ini. Bukan Cuma dengan berikrar ‘alhamdulillah’, tapi juga harus dibarengi
perilaku bersyukur dan berterima kasih, terutama untuk mama- papa tayoooong.
Banyak jalan menuju Roma, sama kayak banyak cara mewujudkan rasa cinta dan
terima kasih kita untuk mama- papa. Apa aja? Berikut contoh kecilnya..
1. Berilah senyum terbaik untuk
mereka!
Boleh banget! Tapi gimana dong
kalo kita nya lagi bête? Boro- boro senyum, bawaannya pengen maraaahh terus!
grrrr!!!
Aha! Itu dia! Justru saat kita
lagi bête, itu merupakan sarana buat kita untuk melatih mengendalikan emosi
juga. Tambah pahala dengan banyak beristighfar! Jangan tebarkan rasa bête kita
pada mama- papa. Ingatlah, mereka nggak pernah ber- bête ria, tuh, bertahun-
tahun merawat kita. Masa kita nahan bête di depan mereka aja nggak bisa sih?
Apa kata duniaaaaa...........??!!
2. Silent please!
Konotasinya bukan saat kita
ditanyain sama mereka, terus kita kunci suara. Bukaaaaaan!! Tapi saat kita
dimarahi, diomelin, atau saat kita lagi dijadikan korban ‘semprotan’ mereka.
Mau salah kek, nggak salah kek, nyambung atau nggak tapi tetep aja kita kena
semprot. Nah saat itulah jurus ‘diam itu emas’ jadi jalan keluar yang
(insyaAllah) paling baik.
Argh! Tapi kan sebel? Masa nggak
ngerti apa- apa kena semprot juga?
Yahh.. hadapi dan terima
sajalah.. istighfar sebanyak- banyaknya dan berpositif thinking lah, mungkin
mereka lagi capek aja kali. Maklumi aktivitas mereka yang lebih berat dari
kita. Nggak usah ngedumel atau berkoar- koar menyanggah omelan mereka. Nggak
akan ada gunanya. Sebab percaya deh, marahnya mereka juga nggak akan lama kok.
So, stay cool aja— pasang tampang cool yang kalem dan mendamaikan, bukan
tampang nantang. Siapa tau abis dimarahin malah dapet duit. Hahahah.. Aseekk..
Uang jajan nambah deh..
3. Do our best for them
Nggak perlu ngasih uang, bukan
juga dengan memberi barang mahal. Just do what you have to do for them (uuuhh so
sweet..). Sebagai seorang anak yang tau diri dan berbakti, persembahkan apa
yang kita bisa buat mereka. Nggak bisa kasih uang ya kasih prestasi. nggak bisa
juga? Kasih waktu aja buat mereka. Bantu mereka sebisa kita. Sibuk sih boleh
aja, apalagi buat kamu- kamu (dan sayaa juga siih) yang ngaku anak organisasi.
Tapi tapi tapi.. jangan lebih mentingin organisasi seolah itulah hidup matimu
gitu doongg.. orangtua surga- neraka nya kita nihh..
Paling nggak, ringankan sedikit
beban mereka meski Cuma dengan kalimat “ada yang bisa aku bantu, Ma?” atau
“papa capek ya? Mau aku buatin teh nggak?”
Sekecil apapun hal yang kita
lakukan, ikhlas dan tuluslah. Itu jauh labih berarti buat mereka daripada hal
besar yang kita lakukan dengan wajah cemberut dan hati yang terpaksa.
Sebenarnya masih banyak hal- hal
kecil yang bisa kita lakukan lagi. Tapi apapun itu, setiap orang pasti punya
cara berbeda dalam perwujudannya kok.
"Yang terpenting adalah, selalu bersyukur karena kita masih
memiliki mereka."
Bersyukur karena kita bukan anak- anak yang ditelantarkan seperti
kasus- kasus di atas. Bersyukur karena masih bisa ketemu mama- papa dan hidup
bersama mereka. Bersyukur terus. Lagi, lagi, lagi, laaaagiii! Jadi, Selamat
bersyukur- ria!! ^_^